OLEH : ALI HABIU
Berdasarkan kisah yang diceritakan oleh LA IBO
yang tinggal di dusun Seru dalam Kawasan Benteng Keraton Liya yang tak
lain adalah cucu dari bekas iman mesjid Kuba Keraton Buton bernama La Ode Abdulu
mengatakan bahwa Maha Patih Gajah Mada beserta prajurit setianya
sejumlah 40 orang dan 3 orang teliksandi kepercayaannya dalam
pelariannya dari Sumatera menuju pulau Sumanga Wangi-wangi dan bermukim
sementara di Liya Wangi-wangi rupanya membawa sejumlah harta benda
termasuk benda-benda pusaka kerajaan Majapahit. Untuk mengamankan harta
benda dan benda-benda pusaka milik Kerajaan Majapahit tersebut, Maha
Patih Gajah Mada menggunakan ilmu kesaktiannya dengan membuat jelman
mahluk gaib berupa binatang berbentuk kambing dengan mata terdapat hanya
satu buah di tengah kedua pelipis kambing jadi-jadian tersebut. Bola
mata kambing jadi-jadian ini berbentuk bulat besar dan mengeluarkan
cahaya berbentuk kilat dengan cahaya kuning kemerah-merahan dan barang
siapa yang menemukan binatang ini dengan kilatan cahaya melalui matanya
maka orang tersebut tidak lagi dapat tertolong dimana badannya hangus
atau menghitam ditempat dimana dia berada semula dan setibnya di rumah
orang tersebut meninggal dunia.
Binatang jahat atau binatang gaib jadi-jadian ini dikalangan manyarakat Liya dikenal dengan nama WINTE.
Sampai saat ini semua masyarakat merasa was-was dan takut kalau-kalau
mereka melaut menemukan binatang gaib ini sebab dengan menemukannya
berarti ajal meraka sudah mendekat. Winte
ini sampai sekarang diyakini oleh sebagian masyarakat Liya bermukim
disebuah gua yang terdapat ditebing binir pantai di wilayah Lagiampa
dimana dipercaya bahwa gua ini sebagai tempat penyimpanan harta karung
milik Maha Patih Gajah Mada, namun tak satupun orang berani menuju ke
lokasi gua ini sebab binatang Winte ini sering dilihat oleh masyarakat keluarnya dari mulut gua tersebut.
LA IBO
Pulau Oroho
Pulau Sumanga
Pulau Simpora
Namun demikian, ada pula sebagian masyarakat tertentu di Liya meyakini bahwa WINTE tersebut merupakan anak Gajah Mada dengan istri yang bernama WA BUNGAEYA yang bernama WA UNTU MATA.
Anak tersebut kecendungan dalam hidupnya berada dalam dimensi lain
karena mengingat dirinya berbentuk tidak seutuhnya sebagai manusia dan
setelah dewasa memilih tinggal di sebuah Gua yang terdapat di wilayah
Lagiampa di dalam wilayah Keraton Liya lapis ke tiga. Winte atau Wa Untu Mata ini sampai sekarang sering diketemukan dengan tidak sengaja di wilayah pantai pulau Simpora, Pulau Sumanga dan Pulau Oroho
kawasan Liya terumata disaat-saat cuaca berganti menjadi agak mendung
dengan warna langit ke merah-merahan atau ke kuning-kuningan. Kisah ini
merupakan bagian data dasar dalam penelitian menelusuri jejak-jejak
Kerajaan Majapahit di Wilayah Buton dan Wangi-Wangi dalam mengungkap
Moksa Maha Patih gajah Mada. Percaya atau tidak----mau coba uji nyali
dengan kegaiban binatang ini....,silahkan datang ke Liya****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar