Kuni Cra Liya o Wangi-Wangi

Kuni Cra Liya o Wangi-Wangi
Pohon Melai

Rabu, 26 Oktober 2011

STUDI TEKNIS LANJUTAN BENTENG KERATON LIYA DAN PEMUGARAN DI MULAI TAHUN 2011

  1. OLEH : ALI HABIU
     

     Penelitian Benteng Keraton Liya dilaksanakan sejak tanggal 18 Maret 2010 lalu oleh Tim Arkiologis dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BPPP) Makassar kerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Parawosata Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini tertuang dari hasil laporan Penelitian berupa bundel buku laporan yang terdiri dari 5 halaman judul dan 25 lembar laporan hasil penelitian. Adapun susunan laporan hasil penelitian terdiri dari : Kata Pengantar, Daftar isi, Bab I Pendahuluan, Bab II Letak geografis dan Latar Belakang SEjarah Budaya Wakatobi, Bab III Hasil Penelitian, Bab IV Benteng Sebagai Pusat Pemukiman dan Pertahanan Pada Masa Lampau dan Bab V Penutup terdiri dari Kesimpulan dan Saran-Saran. dan Lampiran daftar Pustaka. Hasil penelitian dari Balai Arkiologis makasar telah diajukan kepada menteri Kebudayaan dan parawisata sekitar bulan Agustus 2010 lalu dan kini mulai Desember 2010 telah terbit Situs Nasionalnya dimana Benteng Keraton Liya menjadi salah satu benteng dari sejumlah 123 benteng atau situs di wilayah kesultanan Buton yang telah mendapat predikat menjadi Situs Nasional. Adapun benteng atau situs lainnya dalam wilayah kesultanan buton yang telah mendapat predikat situs nasional adalah pertama : Benteng Keraton Buton, kedua : Mesjid Agung Keraton Buton, ketiga : Benteng Ba'dia, keempat : Prasasti Betoambari dan kelima : Benteng Keraton Liya.
    Suatu mukjizat luar biasa yang diberikan oleh seluruh warga KabaLi dimanapun karena dengan melalui Lembaga Forum Komunikasi KabaLi  Indonesia yang baru tebentuk tanggal 06 Desember 2009 sudah bisa memperjuangkan benteng keraton Liya menjadi Situs Nasional yang hanya memakan waktu kurang lebih 12 bulan saja, yakni tepat setahun status benteng Liya sudah menjadi situs nasional dimana seluruh pembiayaan dan strategi rancang bangun pemugarannya sudah ditangani sepenuhnya oleh pemerintah pusat melalui kementerian kebudayaan dan parawisata republik Indonesia.



    Benteng Keraton Liya memiliki 3 (tiga) lapis benteng yang terdiri lapis pertama, lapis kedua dan lapis ketiga. Benteng Lapis ke dua saat ini sebgian besar sudah tidak utuh kecuali hanya tingga bekas-bekas pintu atau Lawa yang diketemukan sebab benteng ini sejak zaman romusa jepang telah dirusak oleh Jepang yang mana seluruh material batu yang terpasang dibenteng tersebut telah dirombak dan diambil untuk bahan lapis pondasi jalan keliling wakatobi termasuk daerah mandati dan wanci juga digunakan untuk lapis break water penahan gelombang di laut. Sedangkan lapir benteng ketiga hampir sebagian besar masih utuh yakni benteng batas antara wilayah sarah Mandati dengan Sara Liya. Total panjang keseluruhan keliling benteng Liya mulai lapis pertama, kedua dan ketiga diperkirakan sejumlah 20 km lebih panjang dari benteng keraton buton.

    Denah Benteng Keraton Liya


    Studi menyeluruh dan integratif situs benteng keraton Liya  dan pemugarannya akan dimulai tahun 2011 dengan sumber biaya dari dana alokasi khusus kementerian kebudayaan dan parawisata yang diperkirakan sebesar Rp.2,7 milyar. Diharapkan dengan adanya studi integratif ini akan dikuak seluruh eksistensi benteng keraton liya pada zamannya termasuk segala artifak sejarah budaya yang mengiringinya.****


1 komentar:

hakim_71 mengatakan...

Berapa kali berapa ukuran benteng ini...?
kelilingnya berapa km...?